Makam Syech Amongrogo



Syech Amongrogo
           
            Makam Syaikh Amongrogo telah ditemukan. Yang mana telah sekian kali dicari. Makam tersebut terletak di dusun Maliyan, desa Amongrogo, kec. Limpung, Kab. Batang, Prov. Jawa Tengah. Makam tersebut dibuka oleh Simbah Kiyai Hasyim pada beberapa bulan yang lalu (th 2017). Selain itu para ulama, ‘umaro dan juga para masyikh terutama juga mengikuti prosesi pembukaan sekaligus penemuan makam baru tersebut. Katanya pujangga-pujangga keraton punikut kesitu lantaran Syaikh Amongrogo katanya juga dulu dari trah sana (kerathon) juga. Giri kedathonlah nama asal (kertonnya) dan sekarang (ber-reinkarnasi menjadi Keraton Surakarta) dan juga masih ada sedulur (persaudaraan dengan kraton-kraton lain seperti Jogja dan Cirbon.
            Syaikh Amongraga hidup di sekisar tahun 1636 masehi. Atau masa akhir kerajaan Giri Kedathon dan brelanjut pada kerajaan Mataram. Syaikh Amongrogo dahulu selain menjadi santri yang masih berkelana dan haus akan ilmu[1] kemudian berkelana sambil mencari kedua adiknya yaitu Jayengsari dan Rancangkapti. Ketika itu mereka bertiga terpisah saat terjadi pemberontakan yang diserang oleh musuh. Mereka perpisak ketika masih kecil menjelang usia dewasa, dam mereka bertiga saling mencari. Adapun Jayengsari sudah bersama Rancangkapti ketika sejak terjadi peperangan itu dan mencari-cari kakak tertua mereka yaitu Jayengresmi (Amongrogo)[2]
            Jayengresmi diubah (namanya) menjadi Amongrogo ketika telah mencapai tingkatan tertentu dalam ilmunya ( Agama, tasawuf, fiqih, dll.) serta terutama ilmu tauhid dan keIlahiannya. Kemudian ia sempurna dalam ilmu Syari’at, tharekat, hakikat, dan makrifat. Dn masuk dalam maqam insan kamil[3].
            Nama tersebut diberikan oleh gurunya, kemudian setelah itu beliau segera diutus untuk menuju ke Timur (kembali) mencari kedua adiknya sambil menuju Wanamarta dan menemui Ki Panurta. Setelah sampai disana ia dinikahkan dengan Tembanglaras (putri Ki Panurta) yang ketika itu masih diruang lingkup pesantren. Setelah menikah dengan Niken Tembanglaras ia minta izin terlebih dahulu untuk mencari adiknya kembali, namun ketika itu tidak ingin diketahui orang lain kepergian tersebut agar tidak merepotkan yang lain, atau di suruh utnuk membantu perjalanan beliau.
            Amongrogo berjalan dari arah timu ke bagian barat, kemudian kembali gagi ketimur (kemudian setelah dinikahkan), kemudian ke barat lagi. Selama perjalanan dari awal sampai akhir, yang mana sebelum beliau menikah, ia ditemani oleh kedua abdinya, yaitu Jamal dan Jamil. Yang mana mereka berdua tunduk dan sangat patuh serta menyayangi Amongrogo[4] serta menemaninya dalam perjalanan.
            Amonrogo ialah pemuda yang sopan santun dan lembut, beliaupun sering menangis ketika berjumpa dengan para guru di tanah jawa ini. Tak jarang setelah diberi wejangan dan ilmu kemudian menangis dan pamit untuk mencari adiknya kembali. Abdi dua-nya pun selalu siap setiya dibelakangnya untuk mengiringi Amongrogi selama diperjalanan. Jamal daqn Jamil sangat terampil dalam melayani junjungannya (Atau Syaik Amongrogo) walaupun sebenarnya Amongrogo tidak meminta sesuatu, kadang-kadang mereka berdua sudah cekatan. Mereka berdualah yang bertekat untuk menemani Amongrogo terus-menerus.

           


[1] Ilmu Agama & ke-Ilahian.
[2] Amongraga (dalam pengetikan B. Indonesia),
   Amongrogo (dalam B. Jawa).
[3]
[4] Lantaran keturunan darah biru, ‘aulia, serta putra kerajaan Kedathon. Dan selain itu juga berilmu tinggi.

Komentar

  1. saya mau tanya ' siapa yg jd kuncen di makom mbah syeh Amongrogo maliyan ya ' bukan jogja ..dr cucu mbah romo wijoyo suwun..

    BalasHapus
  2. Dukuhe nyong iki...maliyan RT 1 RW 3 amongrogo...

    BalasHapus

Posting Komentar